Thursday, April 8, 2010

FRIENDSHIP NEVER END

Tahun ajaran baru pun tiba. Adit dan Evan yang bersahabat sejak kecil sangat senang, karena sejak kelas 1 SD hingga kelas 2 SMA mereka selalu bersama dan sebangku (gak bosan apa ya ?). Kelas baru mereka adalah XI IPA 7 yang berisikan anak-anak yang beraneka ragam, tidak hanya anak yang baik tetapi anak yang bengal pun ada.

Aprilia adalah siswi XI IPA 7 yang cukup terkenal di kalangan adek kelas dan kakak kelas karena kecantikan dan keluwesannya dalam bergaul.

Di awal tahun seluruh anak kelas XI harus membuat film documenter yang akan di perlombakan ke tingkat nasional. Mengetahui hal tersebut Adit dan Evan sangat antusias, you know what ? karena ini adalah film pertama mereka yang akan di saksikan oleh banyak orang. Seluruh SMA Pantang Mundur pun tahu bahwa dua sohib sejati itu paling getol dalam hal perfilman. Tetapi masalah pun muncul bagi kedua sahabat ini karena mereka akan di pasangkan oleh April si gadis gaul tersebut.

“Ya anak-anak, sekarang Ibu akan membagikan kelompok untuk film documenter”, ucap bu Lastmi selaku guru Bahasa Indonesia.

Anak-anak pun ribut membicarakan teman kelompok film documenter.

“Kelompok 1: Aditya Mahendra, Evan Wicaksono, Andiensyah, Steven, Raymond Sahetapi, dan Aprilia Melati.”

Mendengar April sekelompok dengannya Adit sangat kecewa dan frustasi. Dan Bu Lastmi pun menyebutkan kelompok yang lain.

“Bu.. kenapa saya harus sekelompok dengan April ?” ujar Adit di sela-sela kesibukan bu Lastmi

“Memang ada apa Dit ?”

“Saya agak kurang srek aja bu, soalnya dia kan gahul takutnya gara-gara dia film saya ini jadi gagal.”

“Kok kamu ngomong seperti itu ? seharusnya kalo kamu bersengguh-sungguh dengan film ini kamu harus dapat mengatasi seluruh masalah yang mengganggu film kamu ini.”
***
Hari pertama syuting film ini pun tiba, Adit yang memang tidak menyukai kehadiran April membuat jalannya syuting agak tersendat. Menyadari akan kehadirannya dapat mengganggu Adit, April pun bertanya.

“Kenapa sih lo jutek banget sama gw ? emang gw salah apa sama lo ?”

“Lo gak salah tapi yang salah adalah pergaulan lo. Gw gak suka aja ngeliat cewe yang terlalu akrab sama seorang cowo apalagi dia itu bukan muhrim lo.”

“Apa salah gw berteman dengan semua orang ? bersahabat dengan semua orang, termasuk lelaki ?”

“Ya itu sih pendapat gw terserah lo, lo mau satu pendapat atau beda pendapat sama gw.” Ucap Adit sambil menghindari April. Tetapi itu bukanlah alasan Adit yang sebenarnya.
***
Beberapa hari berikutnya, April pun bertanya kepada Evan mengapa si Adit sangat membenci April.

“Van, kenapa sih si Adit benci banget sama gw ?”

“Gw juga gak tahu kenapa tetapi ada yang aneh sama dia semenjak hari pertama sekolah.”

Pembicaraan antara Evan dan April pun dilihat oleh si ratu gossip, Carla. Carla pun membuat gossip yang menyebutkan bahwa Evan dan April mempunyai hubungan khusus. Mendengar hal tersebut Adit pun menjadi gusar dan marah kepada Evan. Tetapi Evan yang sejak lama telah menyukai April pun anteng-anteng saja di gossip seperti itu.
***
Sifat Adit pun berubah kepada Evan dan April. Ia jadi lebih jutek sama April dan Evan. Karena Evan pun khawatir dengan sikap Adit.

“Dit kenapa sih lo sama gw ? gw punya salah ?” ucap Evan kepada Adit di salah satu pojok sekolah.

“SALAH LO ? LO MAU TAHU ?” ujar Adit yang sudah setengah marah. “LO UDAH SUKA SAMA April.” Evan pun tersentak karena ia tahu April bukanlah tipenya.

“Sejak kapan lo suka sama April ?”

“Sejak kelas 1 SD, waktu dia nolongin gw saat gw alergi gw kambuh. Teman-teman yang lain tuh gak ada yang mau bantuin gw TERMASUK LO !”

“Ya sorry waktu itu kan gw juga takut ketularan. Tapi kok lo gak pernah cerita sama gw ? coba aja lo cerita sama gw mungkin gw bakalan bantuin lo dan gw gak bakalan suka sama April.”

“Gw mau cerita tapi gw udah keburu tahu kalo lo suka sama April, so gw jadinya kayak gini deh. Sorry ya bro gw jadi kayak kekanak-kanakan gini.”

“Yaampun gak papa kali Dit, kita kan udah kayak saudara. Jadi kita baikan dong ?” dan Adit pun mengangguk

Ternyata April yang mendengar semua pembicaraan antara Evan dan Adit di sudut sekolah. Ia tidak menyangka bahwa kedua sahabat ini sangat tidak akan pernah terpisahkan dengan apapun.


friendship is precious, not only in the shade, but in the sunshine of life, and thanks to a benevolent arrangement the greater part of life is sunshine (Thomas Jefferson)

0 komentar:

Post a Comment